Piece of Art

Rabu, 29 Oktober 2014

Sumber Dari Segala Cinta

Kau berikan segala
Yang tak pernah ku rasakan
Dan kini aku mengerti
Kaulah yang selama ini ku cari

Mengapa dulu ku tak menyadari
Tak seharusnya ku mencari
Dimana cinta sejati
Dan berharap tuk menanti

Kamulah sumber dari cinta
Segala cinta yang berada
Sumber dari segala cinta
Yang takkan ditelan masa


Bila tanpamu
Aku takkan bisa tahu
Apa sesungguhnya makna cinta
Dan mengartikan rasa di hatiku

Kamulah sumber dari cinta
Segala cinta yang telah ada
Sumber dari segala kekuatan
Bertahan tuk tetap dalam cintamu


*semua puisi yang terdapat di blog ini adalah milik sendiri, hak ciptaan sendiri. Mohon agar tidak menyalin ulang, terimakasih*



Senin, 27 Oktober 2014

Fan Fiction : Love Never Wrong But It Might Too Late Part 1 (MarkSon GOT7)

FORBIDDEN LOVE



MARK POV 
   Aku sangat lelah dengan kegiatan di kampus. Tapi kelelahanku menghilang begitu saja ketika aku melihat Jackson. Dia adalah penyemangat dalam hidupku meskipun aku tak tahu sampai kapan aku dan dia akan sekamar seperti ini. Aku sangat menantikan waktu berdua di kamar saat aku berada di kampus. Dan membuatku tidak fokus dalam mengikuti mata kuliah tapi tak mengapa jika Jackson tak tahu akan hal itu.

“Mark, kau tak berangkat kuliah ?” tanya Jackson

“Tidak, aku libur.”

“Libur ? Baiklah.”

“Jackson, bagaimana jika kita pergi bersama ? Aku bosan jika hanya berada di kamar.”

“Oke.”

Aku dan Jackson pergi ke taman. Aku yang mengajaknya. Memang terlihat aneh tapi hal ini membuatku bahagia. Aku tak pernah merasakan bahagia seperti ini.

“Mark, kau mau sesuatu untuk dimakan ?”

“Belikan aku ice cream.”

“Oke, tunggu saja disini.”

Aku menunggu Jackson kembali di bangku ini. Melihatnya dari jauh semakin membuatku berpikir, “Bolehkah aku hidup bersamanya selamanya, Tuhan ? Aku membutuhkannya. Aku masih tak mengerti dengan perasaan ini.” Aku selalu memikirkan hal yang akan terjadi di masa depan tentang siapa yang akan terlebih dahulu menikah, aku atau dia ? Sejujurnya aku tak ingin kehilangannya, tapi aku tak bisa memaksakan hatinya. Dan perasaan ini masih aku sembunyikan, Jackson tidak boleh tahu tentang perasaan ini.

“Ini ice cream mu, Mark.”

“Terima kasih, Jackson.”

Hanya aku dan Jackson yang duduk di bangku ini. Hatiku sangat berdebar tapi aku pastikan Jackson tak tahu tentang apa yang aku rasakan. Semua orang yang ada di taman menatap kami berdua, aku mengakui bahwa kami terlihat aneh. Semua orang akan berpikir bahwa kami gay. Tapi, tidak. Aku yakin bahwa aku masih lelaki normal. Mungkin aku hanya butuh waktu untuk menghilangkan perasaan aneh ini. Jika aku tidak bisa menghilangkannya, aku pastikan untuk pergi jauh dimana aku tak mungkin bertemu dengan Jackson lagi.

“Mark, mengapa menatapku seperti itu ? Ada yang salah denganku ? Bajuku ? Beritahu aku.”

“Tidak, Jackson. Aku.... hanya mengaggumi ketampananmu.”

“Hey, hey. Kau lebih tampan dariku, jangan merendahkan diri seperti itu, sahabatku.”

Mendengar kata “Sahabat” yang dia ucapkan membuat hatiku begitu sakit. Hingga detik ini aku masih belum mengerti dengan perasaanku. Dia telah menjadi teman sekamarku dalam 4 tahun terakhir ini. Dan dia yang mengubahku menjadi lelaki yang ceria. Dia mewarnai hidupku sebagai teman tapi di saat tertentu aku merasa ada yang tidak sewajarnya di hatiku.

“Jackson, jika aku pergi ke luar negeri apa kau akan keberatan ?”

“Kenapa kau ingin pergi ke luar negeri, Mark ?”

“Ah, aku hanya merindukan keluargaku di Los Angeles.”

“Pergilah jika itu membuatmu bahagia. Aku akan menunggu oleh-oleh darimu.”  ucap Jackson dengan senyuman di bibirnya. Aku tak kuasa menahan rasa sakit di hatiku. Aku pergi meninggalkan Jackson. Aku berlari secepat yang aku bisa. Aku tak bisa mengendalikan emosiku, aku menangis di perjalananku. Mungkinkah dia tak akan merindukanku ? Apakah aku harus pergi meninggalkannya ? Setelah dua jam aku berada di stasiun bawah tanah, akhirnya aku kembali ke rumah sewaan.

Sesampai disana, aku melihat Jackson bercinta dengan wanita di sofa. Aku tak mungkin masuk di saat mereka sedang melakukan hal itu. Aku mengurung niatku untuk kembali kerumah. Jackson tak akan mencemaskanku, Jackson telah berubah. Dia bukan Jackson yang dulu. Aku akan menginap di rumah mantan pacarku, Ailee. Ailee selalu menerimaku kapanpun aku menginginkannya. Dan akan ku pastikan malam ini aku bersenang-senang dengan Ailee.

“Hey, Mark. Aku senang kau datang, silahkan masuk.” Dia menyapaku dengan hangat seperti biasanya
Tanpa basa – basi, aku memeluknya erat lalu dia mencium bibirku. Aku tak kuasa menahannya, aku bercinta dengannya di sofa.

*Di pagi hari

“Mark, kau sudah bangun ? Aku harap kau senang dengan apa yang kita lakukan semalam.”’

“Iya, tentu Ailee.”

“Makanlah, aku sudah menyiapkan sarapan.”

“Aku ingin mandi.”

Selesai mandi aku membereskan barang – barangku. Aku tak ingin makan. Aku tak lapar. Aku harus segera ke kampus, hari ini aku ujian. Aku mencium bibirnya lagi dan pergi meninggalkan rumah itu.
Selesai ujian matematika

“Mark, Jackson mencarimu semalam. Dia khawatir padamu.” ucap Jay

Aku terkejut mendengar hal itu. Jackson mencariku di rumah Jay ? Jay, dia satu – satunya orang yang ku percaya di kelas ini. Aku sengaja mengenalkan Jay dengan Jackson saat itu karena aku pikir Jay akan menjadi tumpuan ku dan Jackson. 

“Lalu, kau bilang apa Jay ?”

“Karena aku tak tahu kau berada dimana, jadi aku terpaksa membohonginya.”

“Kau bilang apa ?”

“Aku bilang kalau kau sedang ada di klub malam. Hey, Mark. Maafkan aku ya.”

“Justru aku mau berterima kasih padamu, Jay. Dengan begitu Jackson tak akan menghawatirkanku.”

“Tapi, Mark. Kau tak pernah seperti ini sebelumnya ? Kita sudah berteman cukup lama, kau tak pernah pergi dari rumah sewaan tanpa ada kabar. Kau ada masalah ?”

“Tidak. Aku hanya merindukan Ailee.”

“Ailee ?!!! Apa kau bercinta dengannya semalam ?”

“Bukan urusanmu, Jay.”

“Heyyy, kau memang playboy. Baru saja putus dari Suzy dan sekarang kau bermain hati dengan Ailee ? Hebat sekali!”

“Karena Ailee selalu mengemis cinta padaku, haha, sudahlah aku pulang duluan ya.”

“Hati – hati, Mark.”

Selama perjalananku kembali pulang, aku tak menyangka akan bertemu gadis polos itu. Suzy berada di hadapanku sekarang. Begitu sempitkah duniaku ? Haruskah aku bertemu dengannya ?

“Mark.” Dia memelukku. Dia tak memikirkan banyak orang yang lalu-lalang di jalan. Dia menangis dalam pelukanku. Aku tak tahu kenapa dia seperti itu.

“Mark, aku senang bisa bertemu denganmu disini. Aku sangat merindukanmu, Mark.”

“Hey, kita sudah putus. Jangan ganggu aku lagi. Ini yang terbaik buat kita, Suzy.” Aku melepas pelukkannya

“Mark, maafkan aku jika malam itu aku menolak permintaanmu. Aku ingin kau kembali padaku. Bawa aku ke hotel, Mark. Aku akan melakukan apa saja untukmu.”

“Mengapa tak di rumahmu saja ?”

“Kau gila ? Aku tak tinggal sendiri di rumah, orangtuaku pasti marah jika aku ketahuan bercinta.”

“Kalau begitu, lupakan aku. Aku tak bisa bercinta dengan gadis yang belum memiliki izin untuk bercinta dengan bebas.” Aku mendorongnya hingga ia terjatuh. Aku tak peduli, aku meninggalkannya.
Aku melanjutkan perjalananku kembali pulang, aku berharap aku tak bertemu secara kebetulan dengan mantan pacarku yang lain. Itu hanya membuatku risih. Sesampai di rumah sewa, aku melihat barang – barang berserekan di lantai (underwear, lipstick, sepatu, pakaian, tas).

“Mark, kau kembali.” dia memelukku dengan setengah bugil

“Pakai bajumu, Jackson. Kau tak tahu malu.”

“Kenapa aku harus malu denganmu ? Kita sudah bertahun-tahun tinggal disini. Kau bukan orang asing bagiku.”

“Urus saja jalangmu itu, aku ingin istirahat.”

“Okay.”

Aku tak mengerti bagaimana seharusnya menghadapi Jackson, aku berharap waktu mengubah segalanya secepat mungkin. Aku tak ingin menyakiti wanita lain lagi dan juga tak ingin melihat Jackson selalu bermesraan dengan jalang di rumah ini. Jika aku pindah kuliah dan menetap di luar negeri, mungkinkah akan berubah ? Mungkin saja aku bisa menjadi lelaki yang lebih baik dan bisa bersikap lembut dengan wanita. Aku masih memikirkan hal itu. Haruskah ?

“Mark, jangan melamun.” Jackson melemparkan bantal ke arahku

“Damn! Bantal ini sangat bau. Berapa lama kau bercinta dengan jalang itu ?”

“Hey, Mark. Jangan kasar begitu sama aku. Kau juga pernah bercinta, jangan munafik.”

“Pergilah, cuci bantal ini. Aku ingin muntah mencium bau itu.” aku membentaknya

*Malam hari

“Jackson, ada yang mengetuk pintu. Kau saja yang membuka pintu.”

“Okay.”

“Ah, Suzy ? Ada apa larut malam begini datang kesini ?”

“Bolehkah aku masuk, Jackson ?”

“Tentu.”

Apa yang di lakukan Jackson hingga dia tak kembali ke kamar ? Aku penasaran dan keluar dari kamar. Aku melihat Jackson mencium Suzy. Aku kembali ke kamar dan mengunci pintu. Hatiku sangat sakit. Aku tak tahu mengapa, aku tak pernah sesakit ini. Apa aku masih sayang dengan Suzy ? Atau aku tak rela melihat Jackson mencium mantan pacarku ? Aku mengakui bahwa Suzy adalah wanita yang sulit di lupakan bahkan jika aku ingin. Aku putus dengannya bukan karena malam itu dia menolak untuk bercinta denganku tapi aku ingin Suzy mendapatkan lelaki yang baik bukan aku. Dan alasan mengapa aku bercinta dengan Ailee ? Karena Ailee adalah pelampiasan nafsuku. Dia selalu mengemis padaku, aku sangat tergoda setiap melihatnya. Aku tak bisa menolak jika dia ingin bercinta denganku. Tapi, Suzy, bukan ini yang aku mau. Aku tak mempermasalahkan jika dia tak ingin bercinta denganku, karena dia terlalu polos jadi aku bisa mengerti. Haruskah aku terluka seperti ini ? Aku tak bisa hidup seperti ini, aku pastikan untuk ke luar negeri besok.

“Mark, kenapa kau mengunci pintunya ?” dia menggedor pintu

“Tidurlah di kamar yang lain, aku ingin menikmati waktuku sendiri.”

“Okay.”

Aku sudah yakin untuk pergi dari negara ini. Seharusnya hal ini sudah ku lakukan dari dulu tapi baru bisa terlaksana sekarang. Aku membuka pintu kamar dengan sangat pelan dan tas ku jatuh begitu saja di lantai. Aku terkejut melihatnya berdiri di depan pintu.

“Kau mau kemana, Mark ?”

“Oh, aku sudah pernah bilang bahwa aku ingin ke Los Angeles. Aku merindukan keluargaku, Jackson.”

“Kau tak akan merindukanku ?”

“Kau bilang bahwa kau tak keberatan jika aku pergi. Jackson, minggir. Jay sudah menungguku di 
bandara.”

“Tidak, Mark! Kau tak boleh pergi.” Dia memelukku sangat erat

“Kenapa ? Aku tak akan lama.”

Jackson menangis dalam pelukanku.

“Mark, aku tak ingin kau pergi. Tetaplah disini bersamaku. Selamanya.”

“Kau gila ?! Suatu hari nanti kita pasti menikahi perempuan.”

“Kau menginginkannya ? Tak bisakah kita berdua hidup bahagia ? Kita saja tanpa ada wanita.”

“Maksudmu ?”

“Kau tahu alasan mengapa aku berubah seperti ini ? Aku mengikutimu, bodoh. Aku bercinta dengan banyak wanita karena dirimu. Saat aku melihatmu bercinta dengan Ailee di sofa itu, aku bertekad untuk bisa sepertimu. Aku harus bercinta untuk menghilangkan cintaku padamu, Mark. Tapi aku sudah lelah.”

“Aku masih normal, Jackson!” aku meninggikan suaraku

“Jangan menipu hatimu, Mark. Aku tahu kau juga mencintaiku. Saat kita di taman, aku tahu bahwa kau juga menyukaiku. Bisakah kau tidak berbohong padaku, Mark ?”

“Aku ingin bertanya, apa saja yang kau lakukan dengan Suzy semalam ?”

“Kau melihatnya ? Kami hanya berciuman. Kauboleh tak percaya dengan apa yang ku katakan ini tapi yang pasti bukan aku yang memulai, Mark. Dia yang menciumku. Dia ingin aku memberikanmu padanya karena itulah dia menciumku.”

“Memberikanku padanya ?”

“Iya, Suzy menceritakan semuanya semalam. Kau ingat saat kau mabuk di kamarnya ? Suzy bilang bahwa kau mencintaiku. Kau ingin bercinta dengannya hanya demi pelampiasan. Dia menolak karena dia takut dengan ayahnya dan sekarang Suzy ingin kau kembali padanya, Mark. Tapi aku tak bisa, aku tak ingin melepaskanmu. Aku menceritakan perasaanku yang sebenarnya dengan Suzy. Dia menerimanya. Jadi, tolong lupakan Suzy. Aku tahu dia orang yang sulit untuk kau lupakan. Tapi cobalah untuk memulai dari awal lagi, Mark. Aku ingin hidup bahagia bersamamu.”

“Maafkan aku, Jackson. Kita tak bisa hidup seperti itu.”

“Kau juga menyukaiku!!”’

“Aku membutuhkan waktu untuk menyadarkan diriku sendiri.”

“Tidak perlu. Kau hanya membutuhkanku untuk menjadi milikmu.”

“Jackson, kita butuh waktu untuk memudarkan perasaan ini.”

“Mark, tolong. Jangan pergi dari hidupku.”

“Hal yang perlu kau tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia berpasangan. Dan takdir seorang laki – laki adalah seorang wanita. Maafkan aku, Jackson.”

“Kita punya hak atas perasaan kita sendiri, Mark. Tak ada yang bisa melarang perasaan ini sekalipun Tuhan.” bentaknya

“Jackson , dengarkan aku. Di luar sana memang banyak pasangan yang sejenis tapi kita tidak bisa hidup seperti itu. Aku hanya ingin yang terbaik untuk orang yang paling aku cinta. Aku ingin yang terbaik untukmu, Jackson. Aku ingin kita bahagia dengan jalan kita masing-masing. Aku ingin melihat kau menikah dengan wanita cantik lalu memiliki anak. Jika anakmu perempuan dan anakku laki-laki, kita bisa menjodohkan mereka. Kita bisa hidupa bahagia hingga tua menjadi sahabat.”

“Aku hanya ingin hidup bahagia dengamu, Mark tanpa wanita.” Jackson menatapku

“Jika kau benar – benar sayang padaku, lakukan apa yang aku katakan. Kau harus menikah dengan wanita yang kau cintai, cantik dan menerimamu apa adanya. Jika kau bilang kau mencintaiku, buktikanlah dengan menikahi seorang wanita. Kita akan bertemu kembali, Jackson. Aku pastikan akan kembali kesini untuk melihatmu menikah. Kau harus bahagia tanpa aku. Cinta yang kita rasakan mungkin hanya sementara dan ini sangat tidak wajar. Tolong lakukan ini demi aku. Kau harus berjanji padaku untuk melaksanakan keinganku. Janji ? Kau pasti bisa melakukannya untukku.”

“Iya, aku berjanji. Aku bersumpah akan menikah dengan wanita cantik dan kau pasti akan menyukainya selayak aku menyukainya. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu, Mark ?”

“Iya, apa saja untukmu.”

Jackson mencium bibirku. Hanya ini yang bisa aku berikan untuknya. Aku ingin kami bahagia dengan wanita. Biarkan ciuman ini menjadi awal untuk memulai kebahagiaan kami. Aku pasti kembali untuknya sebagai seorang sahabat. Dia berhak bahagia begitu juga denganku. Inilah akhir dari kisahku dengannya selama empat tahun. Jackson, nama itu tak akan pernah aku lupakan. Jika Tuhan tak mengizinkanku untuk bertemunya kembali, setidaknya dia takkan terhapus dari cerita hidupku. Dia akan selalu ada disini, di hatiku. Dan aku berharap Jackson juga tak melupakanku. Biarkanlah hidup berjalan sebagaimana mestinya. Yang aku tahu, inilah yang terbaik untukku dan Jackson. Ciuman ini berakhir dengan air mata bahagia.

“Sampai jumpa kembali, Jackson.” Aku memberikan senyuman terakhirku padanya





-THE END-


NOTE for versi english you can find out on #WATTPAD : http://www.wattpad.com/story/18192802-love-never-wrong-but-it-might-too-late-markson

Kamis, 15 Mei 2014

Fanfiction : Mr. Chu Secret (MarkJinSon GOT7)

Ok, ini masih pagi dan aku mendapatkan sms gelap lagi. Entahlah, entah siapa yang mengirimnya, aku tak mau peduli. Mark masih tidak mengerti apa maksud isi dan siapa yang mengirim sms itu. Dia tetap terpaku dengan gadgetnya tanpa menghiraukan member lain yang asik dengan sarapan mereka.
“Hyung, makanlah.” kata Bambam
“Iya.”
“Kau kenapa hyung ?” tanya Jr
“Tak apa.” (tersenyum)
****
#di kamar Mark-Jackson
“Kau kenapa ? ada yang aneh akhir-akhir ini.” kata Jackson
“Aku bingung, Jackson. Aku sering mendapat sms gelap.” kata Mark
“Kalau begitu ganti saja nomormu.”
“Tidak. Ini nomor dari ayahku, mana mungkin aku ganti.”
“Kalau gitu, hiraukan saja.”
Jackson keluar dari kamar meninggalkan Mark sendiri.
****
#di ruang latihan dance
“Jackson, kau sudah tanya dengan Mark hyung ? Dia kenapa ? Ada yang salah dengannya akhir minggu ini.” Tanya Jr
“Tidak ada. Dia tak bicara apapun padaku. Sudahlah, kita latihan saja.”
“Tanpa Mark hyung ?” tanya Bambam
“Hey, biarkan saja dia. Latihan tetap bisa berjalan tanpa satu atau dua orang yang tak ikut latihan.” Kata Jackson
“Baboya?!” kata Jr
“Egois sekali kau, Jackson. Tidak. Kita GOT7, kau sudah mengertilah apa makna dari GOT7 sendiri.”
“Hey, Jaebum hyung. Aku malas berantam sama kau. Kau bilang aku egois ? Lakukanlah sesuka hati kau ya. Lakukan seenakmu, kau leader kan ?!” kata Jackson dengan nada kasar
“Kau cari masalah ya?” kata Jb (mendorong Jackson)
“Kau, a little jerk!” bentak Jackson
Hal ini jarang terjadi. Tapi, member lain tetap menerima hal-hal yang tak terduga seperti ini.
“Sudah, Jackson!!!!!!!” teriak Jr
*paaaaaaank
Jackson memukul pipi Jinyoung hingga berdarah. Mark masuk ke ruangan. Dia melihat Jinyoung berdarah, dia langsung ke arah Jinyoung.
“Gwaenchanha ?”
“Ne, hyung. Aku tak apa-apa.”
“Babo!” kata Mark (punch Jackson)
“Sudah hyung sudah.” kata Bambam
Jackson mendapat pukulan keras dari Mark hanya bisa diam dan menatap Mark dengan sinis sementara itu Yugyeom yang melihat suasana semakin kacau akhirnya menangis. Jackson tak kuat, dia keluar dan membanting keras pintu.
“Sini aku obati, Jinyoung.” kata Mark
****
#di kamar Mark-Jackson
Mark masuk ke dalam kamar dan melihat Jackson sedang tertidur. Dia duduk disebelah Jackson. Melihat pipinya yang merah lalu memegangnya. “Maafkan aku, Jackson. Aku hanya tak terima kau bersikap kasar apalagi saat kau melukai Jinyoung. Dia tak pantas mendapatkan pukulan darimu.” ucap Mark sambil mengelus pipi Jackson
“Hyung.” kata Jackson (memeluk erat Mark)
“Tidurlah. Kau pasti kesakitan karena pukulanku.”
“Aku tak ada maksud untuk memukul Jinyoung, aku hanya kesal dengan Jaebum. Dan aku tak tahu, kenapa aku mengarahkan tanganku ke Jinyoung.”
“Aku juga tak ada maksud untuk memukulmu, Jackson. Sudah, lain kali jangan lakukan itu. Aku tak suka, ara ?” kata Mark (membalas pelukan Jackson lalu mencium pipi Jackson yang merah)
****
19.00
#di ruang makan
“Kau sudah mendingan, Jinyoung ?” tanya Mark
“Ne, hyung. Gomawo.” kata Jr sambil tersenyum
Jackson melihat ke arah Jinyoung, mengepalkan tangannya. Lalu, Jaebum menghampiri Jackson.
“Meskipun aku tahu aku gak salah, tapi tak ada salahnya jika aku meminta maaf. Mianhae.” kata Jb
“Maafkan aku juga, hyung.”
“Nah, gitu. Seharusnya tak ada yang perlu dibesar-besarkan.” kata Yugyeom (merangkul Jaebum dan Jackson)
“Aku juga mau ikutan dipeluk.” kata Bambam (melakukan pose aegyo yang tak terduga)
Jaebum, Jackson, Yugyeom, Bambam, Youngjae saling berpelukan. Tapi Mark dan Jinyoung tetap di bangku mereka. Mark memegang tangan Jinyoung sambil tersenyum ke arah Jackson. Jackson yang melihat Mark ke arahnya, dia mulai melepaskan pelukannya dari member lain.
“Aku mau makan. HAHA.” ucap Jackson
Semua member menikmati makan malam mereka.
****
#di kamar Mark-Jackson
Lagi-lagi dia menggangguku. Apa maksudnya ? Dia memiliki rasa denganku ? Apa aku pernah bertemu dengannya ? Siapa dia ? tanya Mark dalam hati.
“Hyung, kau masih memikirkan sms itu.” tanya Jackson
“Iya. Aku tak mengerti maksudnya apa.”
“Memang apa isinya ?”
“Dia bilang “Saranghae, Mark. Always and forever. I don’t want to lose you. Now, I wish your heart only for me. From Mr. Chu.”
“Apa yang mengirimkan pesan itu suka dengan lagu Apink ? Mr. Chu ?” Jackson mulai melakukan tingkah konyolnya dengan menyanyikan lagu Mr. Chu
“Hey, Jackson. Aku serius.”
“Aku tak bercanda.”
Jackson berbaring dikasur tanpa melihat kembali ke arah Mark yang masih saja melihat isi pesan tersebut. Mark meletakkan gadgetnya di meja. Dia pun ikut tidur dan memeluk Jackson layaknya teddy bear.
****
Hari ini adalah hari pertama GOT7 untuk melakukan rekaman untuk album baru mereka. Seharusnya semua member sudah rapih tapi tidak. Jackson masih tertidur dipelukan Mark. Jinyoung menghampiri mereka dan kembali keluar karena melihat Jackson Mark yang tertidur pulas.
“Kau tak membangunkannya ?” tanya Jb
“Ah, hyung. Mereka masih tertidur pulas. Aku tak tega.”
“Yasudah, kita tunggu saja sampai mereka bangun.”
“Biarkan aku saja yang membangunkan mereka, hyung.” kata Bambam
Bambam menuju ke kamar Mark Jackson.
“Hyung, bangun. Member yang lain menunggu kalian di luar.” kata Bambam, kemudian dia menarik selimut mereka
“Andwae, hyung!! Hyung!!” teriak Bambam sambil membangunkan Jackson
“Lihat Mark hyung. Hidungnya berdarah, hyung.”
“Hey, Mark. Mark hyung, bangunlah.” (memegang wajah Mark)
“Hyung.” kata Bambam (menangis)
“Kau panggil dokter, cepat!! Kangta!!”
Jackson masih memeluk Mark yang tak sadarkan diri. Sedangkan Bambam keluar dari kamar untuk memberitahu member yang lain. Setelah itu, dia memanggil dokter. Member lain segera menuju ke kamar Mark-Jackson. Mereka melihat Jackson menangis sambil memeluk Mark.
“Hyung.” teriak Jr (berlari ke arah Mark Jackson)
“Hyung, bangunlah.” ucap Yugyeom (menangis)
Tak lama kemudian, dokter datang. Keadaan Mark pun membaik. Semua member sudah bisa lega sekarang. Jinyoung, Jackson, Bambam, Yugyeom telah berhenti menangisi Mark.
“Aku tak mengerti mengapa kalian menangis seperti itu.” tanya Jb
“Iya, kalian menangis seakan-akan Mark hyung meninggal.”
“Tutup mulut kau! Jangan sampai aku memukulmu, Youngjae.” kata Jackson
Jackson keluar dari ruangan dan membanting pintu. Dia tak menunggu Mark. Dia pergi untuk menenangkan dirinya. Jinyoung menyusul Jackson dari belakang. Dan member lain keluar dari ruangan kecuali Bambam. Dia satu-satunya yang menunggu Mark diruangan hingga Mark menyadarkan diri.
“Aku tahu betapa khawatirnya kau dengan Mark, Jackson.”
“Jangan sok tahu dengan perasaanku, pergilah! Aku tak mau kau disini.”
“Jackson, aku ingin bertanya.”
“Apa ?”
“Saat kau berantem dengan Jaebum, orang yang seharusnya dipukul bukan aku. Kau marah dengan Jaebum tapi mengapa aku yang jadi sasaran pukulan kau ?”
“Karena kau terlalu suka ikut campur urusanku! Kau tahu, kau sangat menjijikkan Jinyoung.” kata Jackson
Jackson berdiri lalu pergi. Dia kembali keruangan dimana Mark terbaring. Jinyoung hanya melihat Jackson dari kejauhan dan berkata dalam hati “Mianhae, Jackson. Aku memang tak seharusnya ikut campur tapi aku takkan biarkan kau menyimpan rasa itu untuk seterusnya. Tidak akan pernah.”
“Bagaimana keadaan Mark ? Dia sudah bangun ?”
“Belum, hyung.”
“Kau kembali saja bersama member lain. Biar aku saja yang menjaga Mark. Kau sarapan dulu, Bambam.”
“Ne, hyung. Nanti ku bawakan makanan kesini.”
“Iya.”
Jackson hanya terdiam dan memegang tangan Mark. “Mark hyung, maaf karena tak bisa menjagamu dengan baik. Aku tak bisa menepati janjiku pada ayahmu. Mianhae, hyung.” kata Jackson (membisik di telinga Mark)
Jackson mengambil gadgetnya dan berhasil mengirim pesan rahasia tersebut. Lalu, dia meninggalkan Mark sendiri di ruangan. Tanpa Jackson sadari, Mark mendengar apa yang dia ucapkan tapi tak melihat apa yang telah Jackson lakukan.
****
#di ruang makan
“Ah, hyung. Kau tak menemani Mark hyung ? Aku kan sudah bilang akan membawa makanan kesana.” kata Bambam
“Aku sangat lapar, Bambam. Lagipula, dia sudah baikkan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan.”
“Sudah, sudah. Mari makan.” kata Jb
“Aku pergi menemani Mark hyung. Dan membawa makanan ini, guys.”
Jackson menghalangi Jinyoung untuk kesana. Bambam yang melihat hyung nya bertindak seperti itu, dia langsung ke arah Jackson dan Jinyoung.
“Aku sudah selesai makan, biar aku saja yang menemani Mark hyung.” kata Bambam
Jackson kembali kebangkunya dan menikmati sarapannya. Sementara itu, Bambam membawakan makanan ke kamar. Dan kembali menemani Mark yang masih tak sadarkan diri.
****
#di kamar Jaebum-Youngjae
“Aku tak pernah mengerti dengan Jackson hyung.” kata Youngjae
“Kita tak akan pernah mengerti tentang Jackson. Dia satu-satunya yang tak pernah bisa untuk kita mengerti.”
“Hyung,  Jinyoung dan Jackson hyung selalu seperti itu. Seandainya Mark hyung tahu, begitu kasihan dia.”
“Sudahlah Youngjae. Kau tak perlu berpikir yang aneh-aneh. Jinyoung sayang sama Mark. Jackson juga seperti itu. Kita juga sama sayang dengan Mark. Tapi mereka lebih meyanyangi Mark daripada rasa sayang kita ke dia.”
“Ne, hyung. Ah, btw apa tak sebaiknya kita bicarakan baik-baik dengan Jackson hyung ? Aku tak mau dia memukul Jinyoung hyung untuk kedua kalinya, hyung.”
“Tenanglah, Youngjae. Semua ada waktunya. Waktu yang tepat. Keep calm now, okay.”
“Arasseo.”
****
“Kau sudah bangun, hyung? Ah, senangnya aku.” Kata Bambam (tersenyum lebar)
“Dimana Jackson ?”
“Oh, dia bersama member lain. Kau makan dulu hyung, aku suapin.”
“Tidak usah, Bambam. Aku bisa makan sendiri. Kau keluarlah, aku mau sendirian disini dan bilang sama yang lain kalau aku masih tidur. Tolong Bambam, jangan biarkan satu dari mereka masuk kesini. Aku benar-benar ingin sendiri.”
“Iya hyung.”
Bambam keluar dari ruangan tersebut, kembali ke tempat dimana member lain berkumpul. Berusaha untuk mencegah di antara mereka yang ingin melihat Mark. Sementara itu, Mark mengambil gadgetnya dan melihat pesan baru. “Pasti dari orang itu lagi.” ujarnya dalam hati.
Aku tak ingin melihat kau sakit seperti itu, aku tak bisa berdiri tegak saat melihat kau berbaring lemah dalam pelukanku. Hatiku sangat sakit. Mianhae. Aku lah Mr.Chu. Ini aku. Kau seharusnya tahu bahwa itu aku. Aku sengaja memakai nomor lain, ingin menguji apa kau mengenali aku. Aku ingin tahu seberapa jauh kau mengenali perasaanku. Pesan yang ku kirim kepadamu, itulah perasaanku sebenarnya. Maafkan aku, memang tak pantas. Tapi jujur, aku tak bisa berhenti menyanyangimu dan berpura-pura untuk tidak menganggapmu sebagai milikku. From Mr. Chu
Setelah membaca pesan itu, dia menjatuhkan handphone nya ke lantai. Dia bangun dari kasur dan berlari ke tempat dimana semua member berkumpul. Dia masuk ke ruangan latihan dance, melihat siapa sebenarnya Mr. Chu diantara member GOT7. Dan Mark berlari ke arah Jinyoung, memeluk erat Jinyoung.
“Mark hyung.” kata Jinyoung
“Mark hyung.” ucap Bambam pelan. Bambam tak menyangka hyungnya akan lari seperti itu setelah sadarkan diri
“Mianhae, Jinyoung. Mianhae. I know it’s you. Jeongmal, mianhae.”
“Apa maksudmu, hyung ? Ha, aku tak mengerti ?” tanya Jr
“Diamlah Jinyoung. Jangan berpura-pura untuk tidak mengerti.” kata Mark (mengeratkan pelukannya)
Jackson hanya terdiam melihat bagaimana cara Mark berlari ke arah Jinyoung, memeluk erat Jinyoung dan mengatakan kata-kata itu lalu tak lama dia keluar meninggalkan ruangan. Bambam melihat keluhan di wajah hyungnya. Tapi, Bambam tak bisa mengatakan apa-apa. Karena yang memang bisa membaca Jackson hanya Bambam.
Aku senang kau sudah mengenaliku. Aku berharap kau tak membenci perasaanku. Ini rahasia ku denganmu, aku memang Mr. Chu. Orang yang selalu tulus menyanyangimu meskipun aku bukanlah orang yang ada dihatimu.
Send message? >> Sent >> D

THE END

Rabu, 23 April 2014

Fan fiction : Can't Stop To Loving You (MarkSon GOT7)





  “Tidaaaaak.. Tidaaaak.. Aaaaaah!” aku bermimpi buruk lagi. Ini untuk yang ketiga kalinya. Ada apa ini ? Mengapa ? (tanya Mark dalam hati). Jackson yang disebelahnya tak menghiraukan teriakan Mark yang lumayan kencang, dia tetap tertidur lelap. Mark masih duduk terdiam di kasur, tubuhnya bermandi keringat. Dia melihat Jackson yang tertidur pulas di sampingnya, lalu menangis. Tak kuat hati, Mark pun keluar dari kamar.

  *Membuka pintu kamar dan melihat Bambam ada di depan pintu*
“Oh, hyung. Kau tak apa-apa ? Aku mendengar seperti kau teriak.” tanya Bambam
“Ah, itu.. Aku hanya terkejut melihat kaki Jackson ada di a** ku.” jawab Mark sambil tersenyum
“Serius ?” (Bambam tertawa kecil)
“By the way, mengapa kau bangun sepagi ini Bambam ?” tanya Mark
“Aku lapar mau ke dapur tapi aku dengar kau teriak jadi aku langsung kesini, hyung.” ucap Bambam
“Kalau begitu kita ke dapur bersama saja.” kata Mark
 (Mark dan Bambam ke dapur bersama)

09.00 A.M di ruang makan
“Mark hyung, kenapa kau tak membangunkan ku ?” (menatap mata Mark)
“Mian, aku lupa membangunkanmu.” jawab Mark
“Hyung.” kata Bambam
“Wae ?” tanya Jackson
“Aku dengar Mark hyung teriak dan dia bilang itu karena kaki mu ada di a** nya. Kau benar – benar..” kata Bambam tertawa
“Apa ? Kakiku ? Aiiih. Sejak kapan aku tidur selasak itu hyung?” (menatap Mark dengan wajah heran)
“Kau tak sadarlah. Kau kan tidur!” kata Mark dengan nada tinggi
Jackson yang tak terima dengan kata-kata Mark, dia melemparkan buah apel yang ada di depannya ke arah Mark. Dan Mark hanya tertawa.
****
#Di ruang latihan dance
“Nah, now. Let’s play the game, kids.” kata Jb
“What a game, hyung ?” tanya Youngjae
“Ding ding deng deng.” jawab Jb
“Ah, aku bosan. Ganti yang lain saja, hyung.” kata Jr
“Tapi ini beda, Jinyoung. Siapa yang kalah, dia harus curhat.” kata Jb
“Ah, hyung.” kata Bambam (dia menutupi wajahnya)
“Wah, pasti seru. Let’s play, hyung.” kata Yugyeom
Mendengar jawaban Yugyeom, Jr dan Jackson saling tatap-tatapan mata. Lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Mark melihat ke arah Jackson, saat Jackson melihat ke arahnya Mark memalingkan pandangannya. Jackson pun berpindah tempat, dia duduk disebelah Mark.
“Kau tak akan memalingkan wajahmu lagi saat aku duduk disini, Mark hyung.” kata Jackson
“Kau gila ?” (menjitak kepala Jackson)
Permainan pun di mulai. Ding.... Ding..... Deng... Deng.... Babak pertama, Yugyeom kalah. Youngjae dan Jr memaksa maknae GOT7 itu untuk terus terang bercerita kepada member GOT7.
“Yugyeom-ssi. Aku akan bertanya. Ini serius. Dari kami semua siapa yang paling kau suka ?”
“Aihh, hyung! Kau bilang curhat kenapa jadi pertanyaan ?” tanya Bambam
“Jaebum, kau gila! Itu pertanyaan aneh. Kau pikir dia wanita? Hey, kita semua masih suka perempuan, ara?” kata Mark
“Siapa leader disini, hah ? Aku! Suka – suka aku maunya gimana.” (Jb tertawa kecil)
“Hmm. Tak ada yang tak ku suka dari kalian semua tapi aku lebih memilih Jackson....” kata Yugyeom (melihat ke arah Jackson)
“Oke, yugyeom cukup sampai itu saja. Jangan coba-coba untuk melanjutkannya. Stop!” kata Jackson
Semua member tertawa terbahak-bahak tak terkecuali Mark. Jackson yang melihat Mark tertawa hanya bisa memegang tangan Mark. Dan bilang “Oh, no Mark hyung. Please, don’t laugh again!” Mark pun diam.

Ding... Ding..... Deng.... Deng...... Babak kedua, Jackson kalah. Dan kali ini giliran Jr yang bertanya.
“Jackson, kau merasa terganggu tidak jika aku terus bromance dengan Mark ? Banyak fans di luar sana yang bikin JinMark bromance. Menurutku, aku lebih baik dari kamu.” kata Jr
Jackson dan Jr saling tatap-menatap. Mark melihat ke arah Jr.
“Hey, kau Jinyoung! Hentikan. Menjijikan, ganti pertanyaan.” kata Mark
“Diam, hyung. Biarkan aku menjawab pertanyaan Jinyoung.” (meletakkan jarinya ke bibir Mark)
“What is your answer, Jackson ?” tanya Jr
“Meskipun kau dan dia bromance, meskipun fans lebih menginginkan mu dengan Mark. Tapi aku dan dia, kami belong each other. Aku tahu kami saling menjaga hati.” (memegang tangan Mark)
“Kau gila?!!! Lepaskan. Kau lebih menjijikan dari Jinyoung.” kata Mark
Jr yang melihat tingkah Mark dan Jackson tertawa terbahak-bahak bahkan bukan hanya dia tapi semua member tertawa. Mark dan Jackson cuma bisa diam.
Ding..... Ding.... Deng.... Deng....... Babak ketiga, Mark kalah. Semua member ingin memberi pertanyaan kepada Mark tapi Jackson memaksa member lain untuk diam.
“Aku tak mau menjawab pertanyaan kau, Jackson.” (menatap mata Jackson)
“Sekali ini saja. Terserah kau bilang menjijikan atau apapun. Aku hanya penasaran.”
“Apa yang mau kau tanyakan ?”
“Bambam bilang tadi pagi kau teriak karena melihat kaki ku ada di a** mu. Tapi, kau seperti berbohong hyung. Aku sempat melihat kau tertidur sambil teriak dan memanggil namaku. Tapi aku tak yakin karena saat itu aku sedang minum soju banyak.” tanya Jackson
“Ah, apa kau mimpi buruk hyung ?” tanya Jr
“Tidaaak! Aku benar-benar terkejut lihat kaki Jackson ada di a** ku jadi aku berteriak. Iya, aku hanya takut kalau kakinya sampai berada di d*** ku.” jawab Mark
Semua member tertawa terbahak-bahak untuk kesekian kalinya tapi kecuali Jackson. Jackson tetap menatap Mark.
“Tunggu. Kau bohong hyung, bohong. Aku tahu kau berbohong.” kata Jackson
Suasana ramai di ruangan menjadi hening. Semua mata mengarah ke Mark. Mark tak tahu harus jawab apa. Jackson juga terus menatap Mark dan berharap Mark jujur kepada yang lain. Tapi tidak, Mark tak menjawab. Mark berdiri lalu keluar dar ruangan. “Aaaah!!” teriak Jackson berlari mengejar Mark

#di kamar Mark-Jackson
*membanting pintu kamar*
“Kau melarikan diri dari pertanyaan itu, hyung ? Jujurlah!” tanya Jackson
(Mark mengambil i-phone dan headsetnya lalu menyelimuti dirinya)
“Kau ini, ah benar-benar!” teriak Jackson
“Keluarlah. Aku mau dengarkan musik di kamar sendiri.”
“Mark! Mark hyung!” teriak Jackson
Tak tahan dengan sikap Mark, dia pun menarik selimut Mark. Dia melepaskan headset dari telinga Mark.
“Ah, sakit Jackson!” bentak Mark (menangis)
“Wae ? Kau.. Kau kenapa hyung ? Mianhae, mian.” (mengusap kepala Mark)
“Sanalah, sana. Keluar!”
Jackson yang melihat Mark menangis untuk pertama kalinya bertanya dalam hati “Kenapa Mark ? Ada apa dengan kamu ?” dan Jackson memeluk erat Mark.
****
#di ruang latihan dance
“Hyung, kali ini kau salah bertindak. Kau tak tahu apa-apa tentang Mark dan Jackson ? Kau baru kemarin kenal mereka ? Hya, kita sudah berteman sejak lama. Kau masih belum mengerti ?”  kata Jr dengan nada tinggi
“Hyung, jangan begitu sama Jaebum hyung.” kata Yugyeom
“Sssssttt, Yugyeom-ssi. Ayo, kita ke kamar saja.” kata Bambam (menarik Yugyeom sampai keluar dari ruangan)
Hanya Jb, Jr dan Youngjae yang tertinggal di dalam ruangan. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Sejam berlalu, Jaebum keluar ruangan.
“Hyung, kau tak merasa bersalah membentak Jaebum hyung seperti itu ?” kata Youngjae
“Biarkan saja, dia harusnya berpikir!” kata Jr
“Tapi, hyung. Aku rasa Mark hyung memang berbohong.” kata Youngjae
“I know. Mata Mark hyung menjelaskan semuanya. Aku perlu bertanya.”
“Jangan, hyung! Kasihan. Tunggu sampai dia tenang. Dia seperti tertekan. Jangan mempersusah dirinya.”
“Arasseo.” kata Jr
“Tapi, hyung. Aku juga sempat dengar Mark hyung teriak. Saat Jackson hyung meminta ku untuk menemaninya minum, aku mendengar teriakan keras dari kamar. Aku periksa itu dan aku yakin Mark hyung sedang mimpi buruk.”
“Berarti apa yang dibilang Jackson benar ? Dia memanggil nama Jackson ?”
“Iya, hyung. Aku mendengar Mark hyung panggil nama Jackson berkali-kali.”
“Aigooo, itu bocah ada apa dengannya ?”
“Hyung, aku takut Mark hyung kenapa-napa.”
“Jangan berpikir bodoh, Yugyeom!”
****
#di ruang makan
(Dinner time)
“Jackson, dimana Mark hyung?” tanya Jr
“Oh, dia sedang tidur. Dia kelelahan.” jawab Jackson
“Dia tidak makan ?” tanya Jb
“Nanti ku bawakan makanan ke kamar, kasihan dia.” ucap Jackson
“Waeyo ?” tanya Youngjae
“Aku tak sengaja melepaskan headset terlalu kencang, dia kesakitan. Dia bentak, aku diamkan, aku pergi ke kamar mandi lalu saat keluar dia sudah tertidur.” ucap Jackson
Jackson tak membiarkan member lain tahu bahwa Mark menangis. Jackson tak ingin member lain khawatir dengan Mark. Tapi, tanpa sepengetahuan Jackson, Yugyeom dan Bambam mendengar sekilas Mark menangis dalam kamar. Hanya Yugyeom dan Bambam yang tahu itu, mereka hanya mendiamkan diri. Mengiyakan bahwa yang dikatakan Jackson itu benar.

(Selesai makan malam)
“Aku bawa makanan ini ke kamar. See you tomorrow, guys.” kata Jackson
Semua member kembali ke kamar masing-masing.

 #di kamar Bambam-Yugyeom
“Yugyeom-ssi. Kau, jangan ceritakan apapun dengan Jr, Jb, Youngjae hyung kalau kita mendengar Mark hyung menangis.”
“Ne.”
“Awas kau sampai berani lancang.”
“Iya, bambam.” (mencubit pipi Bambam)
“Tapi, sebenarnya ada apa dengan Mark hyung ya ?”
“Entahlah. Aku kasihan dengan Jackson hyung, dia pasti lebih bingung dari kita berdua.”
“Dan pasti lebih menderita dari Mark hyung.”
“That’s right! I need more sleep. Aku tidur duluan ya, Bambam.”

#di kamar Mark – Jackson
“Mark hyung, aku membawa makanan untukmu. Bangunlah, kau sudah tertidur sejam. Kau butuh makan.” kata Jackson
Mark tidak bergerak ke arahnya, tidak menjawab Jackson. Jackson menarik selimut Mark dan piring yang ada di tangannya jatuh begitu saja. Jackson kaget melihat Mark berkeringat banyak.
“Kau sakit ? Hya, Mark!!” kata Jackson sambil memeluk Mark. “Tunggu sebentar Mark, aku panggilkan dokter.”
“Tidak, Jackson. Jangan. Semua member akan khawatir denganku. Tetaplah disini. Tetaplah disini, Jackson.” kata Mark (memegang tangan Jackson)
“Hya, kau memikirkan mereka saja ? Aku ? Aku juga khawatir denganmu, hyung. Aku panggilkan dokter.”
(Mark menahan Jackson berdiri)
“Jaebal. Tolonglah, Jackson.” (memeluk Jackson)
Mark tertidur di pelukan Jackson. Jackson membaringkan Mark ke kasur dan menyelimutinya. Lalu, dia membersihkan piring pecah itu di lantai. Dan keluar dari kamar. Jackson mengintip ke arah sekitar, memastikan bahwa member lain sudah tertidur. Jackson berjalan dengan hati-hati, dia tak ingin ada yang tahu dia keluar.
“Hyung.” kata Bambam
“Huh. Kau ? Kau belum tidur ?”
“Hyung, kau mau pergi kemana malam begini ?”
Tanpa menjawab, Jackson membungkam mulut Bambam dan menarik Bambam keluar basecamp bersamanya.
“Aigooo. Hyung. Kau. Aku tak bisa nafas, huh.”
“Mian. Kalau aku tak seperti itu mungkin yang lain akan tahu kalau aku keluar.”
“Memang kau mau beli apa ?”
“Obat buat Mark. Dia sakit.”
“Hyung? Kita seharusnya panggil dokter.”
“Diamlah, Bambam. Aku juga mau seperti itu tapi dia tidak. Dia tak ingin membuat member lain khawatir. Jadi, jangan ceritakan siapapun. I trust you.” kata Jackson
“Ne, hyung.”
Setelah mendapatkan obat demam, Jackson dan Bambam kembali ke basecamp. Dalam perjalanan.....
“Hyung, aku mendengar Mark hyung menangis. Ada apa sebenarnya dengan Mark hyung?”
“Kau ? Aiiih. Jangan cerita dengan yang lain tentang itu.” kata Jackson
“Tidak, hyung. Tidak. Kau tak tau penyebab Mark hyung menangis ?”
“Dia tak menceritakan apapun padaku, Bambam. Jika dia sudah sembuh, dia pasti cerita padaku. Jadi, untuk saat ini cobalah diam. Bertindak seakan kau tak tahu apa-apa. Masalah Mark akan selesai dengan cepat. Bersabarlah.”
“Iya hyung. Aku akan buat hyung yang lain tak khawatir dengan Mark hyung. Jaga Mark hyung.”
“I know.” (mencubit pipi Bambam)
****
Sesampai di basecamp JYPE...
*membuka pintu pelan dan terkejut*
“Aaaa. Ada apa ini ? Kenapa kalian semua disini ?” tanya Jackson
“Bodoh!” kata Jr (menjitak kepala Jackson)
“Kau biarkan Mark sakit ? Tak memanggil dokter ?” tanya Jb
“Aku yang memintanya tidak menelpon dokter, harus berapa kali ku bilang!” bentak Mark
“Hey, Mark hyung. Jangan banyak bicara dulu, kau butuh istirahat.” kata Jackson (memegang bahu Mark)

Tak lama Bambam pun masuk ke dalam kamar Mark-Jackson. Melihat semua member di kamar Mark, Bambam pun ambil tindakan. Dia menarik satu per satu keluar dari kamar.
“Gomawo, bambam.” Kata Jackson
 “Ne.” (sambil tersenyum)
“Mark hyung, mianhae. Aku tak seharusnya tinggalkan kau disini. Mereka jadi tahu kau sakit.”
“Bukan salahmu, Jackson. Jinyoung tadi kesini, dia melihat aku sakit seperti ini jadi dia memanggil member lain dan membawa dokter untukku.”
“Oh.” jawab Jackson
Obat yang ada di tangan Jackson, dia masukkan ke dalam kantongnya. “Mianhae, Mark. Aku tak bisa menjagamu dengan baik.” ucap Jackson dalam hati.
****
Di pagi hari. Semua member telah berada diruang makan, kecuali Mark Jackson. Mereka berdua masih berpelukan di kasur. Tak ada yang membangunkan karena member lain tahu Mark sedang sakit.
“Ah, sudah pagi.” kata Jackson
Jackson melihat ke arah Mark yang masih tertidur. Dia memegang kening Mark. Tidak, dia sudah tidak demam lagi. Iya, setidaknya aku dan yang lain tak perlu khawatir lagi dengannya. Tapi, aku akan disini sampai dia bangun. Aku tak tinggalkan dia untuk kedua kalinya. Jackson memegang tangan Mark.
“Cepat bangun, hyung. Bilang pada member lain, kalau kau sudah sehat.” (mencium pipi Mark)
Semenit setelah itu, Mark terbangun...
“Kau?! Lancang sekali mencium pipiku ?” kata Mark
“Habis kalau aku tak begitu, kau tak bangun-bangun.” (menjulurkan lidah)
“Huh, kau keterlaluan. Lain kali jangan seperti itu, Jackson. Nanti kau akan jatuh cinta padaku.” (menjitak kepala Jackson)
“Apa ? Ingin muntah aku mendengarnya.” (mencubit pipi Mark)
“Ayo, kita keluar. Member lain pasti menunggu kita.”
“Hey, tapi kau benar tak ingin menceritakan apapun dengan ku? Aku mau jadi orang pertama yang mendengar itu, hyung.” kata Jackson
“Aku pasti cerita tapi tidak sekarang. Ayolah, keluar. Aku lapar, Jackson.” (kata Mark sambil menarik Jackson)
****
#di ruang makan
“Akhirnya, hyung!! Akhirnya dirimu kembali pada kami. Aku kangen kamu, Mark hyung.” kata Bambam
“Aih, ini anak. Aku juga merindukan dongsaengku yang imut ini.” (sambil memeluk Bambam yang ada disebelahnya)
“Kau sudah baikan ? Kau tak perlu latihan dulu, Mark. Beristirahat saja setelah makan.” kata Jb
“Okay.” kata Mark (sembari memberikan senyum)
*Selesai sarapan*
“Jaebum, jika Jackson menemaniku dikamar. Apa kau keberatan ?” tanya Mark
“Kita tak latihan terlalu banyak hari ini jadi silahkan saja.” jawab Jb
“Gomawo.”
“Aiiih. Wae ? Tak bisakah kau tanpa aku hyung ?” kata Jackson (mengedipkan mata)
“Ikutlah ke kamar.” kata Mark
(Mark dan Jackson pergi ke kamar dan member lain pergi ke ruang latihan)

#di kamar Mark-Jackson
Mark dan Jackson duduk di kasur mereka dan saling tatap-menatap. Jackson memegang tangan Mark.
“Kau sudah mau cerita ? Baiklah. Aku dengar.” kata Jackson
“A...ku. Aku mimpi yang sama untuk ketiga kalinya dan itu membuat hatiku sakit.”
“Kau mimpi apa ?” tanya Jackson
“Dalam mimpiku, you dead and say don’t cry Mark. Aku mimpi itu berkali-kali, Jackson. Aku takut.” kata Mark (menangis)
“cup..cup...cup, Mark. Sudahlah, itu hanya mimpi. Aku takkan meninggalkanmu. I promise.” kata Jackson (memeluk Mark)
“Aku sayang kamu, Jackson. Meskipun ini terlihat gila, meskipun aku tahu ini memang tidak pantas, tidak seharusnya tapi aku tak bisa menghentikan perasaan ini. Jujur, aku sangat takut kehilanganmu. I.... can’t... stop... to... loving..you. Mianhae.” kata Mark (melepas pelukan Jackson)
“Aku juga, hyung. Aku sayang kamu Mark sampai kapanpun.”
Jackson memeluk Mark dan mencium rambut Mark. Seusai itu, mereka menyusul member lain ke ruang latihan dance. Seperti biasa, mereka latihan dance untuk memaksimalkan perform mereka di atas panggung. Semua member tetap akrab seperti biasa meskipun tak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh Mark dan juga  yang terjadi pada hati Mark dan Jackson.

-THE END-