FORBIDDEN LOVE
MARK POV
Aku sangat lelah dengan
kegiatan di kampus. Tapi kelelahanku menghilang begitu saja ketika aku melihat
Jackson. Dia adalah penyemangat dalam hidupku meskipun aku tak tahu sampai
kapan aku dan dia akan sekamar seperti ini. Aku sangat menantikan waktu berdua
di kamar saat aku berada di kampus. Dan membuatku tidak fokus dalam mengikuti
mata kuliah tapi tak mengapa jika Jackson tak tahu akan hal itu.
“Mark, kau tak
berangkat kuliah ?” tanya Jackson
“Tidak, aku libur.”
“Libur ? Baiklah.”
“Jackson, bagaimana
jika kita pergi bersama ? Aku bosan jika hanya berada di kamar.”
“Oke.”
Aku dan Jackson pergi
ke taman. Aku yang mengajaknya. Memang terlihat aneh tapi hal ini membuatku
bahagia. Aku tak pernah merasakan bahagia seperti ini.
“Mark, kau mau sesuatu
untuk dimakan ?”
“Belikan aku ice
cream.”
“Oke, tunggu saja
disini.”
Aku menunggu Jackson
kembali di bangku ini. Melihatnya dari jauh semakin membuatku berpikir,
“Bolehkah aku hidup bersamanya selamanya, Tuhan ? Aku membutuhkannya. Aku masih
tak mengerti dengan perasaan ini.” Aku selalu memikirkan hal yang akan terjadi
di masa depan tentang siapa yang akan terlebih dahulu menikah, aku atau dia ?
Sejujurnya aku tak ingin kehilangannya, tapi aku tak bisa memaksakan hatinya.
Dan perasaan ini masih aku sembunyikan, Jackson tidak boleh tahu tentang
perasaan ini.
“Ini ice cream mu,
Mark.”
“Terima kasih,
Jackson.”
Hanya aku dan Jackson
yang duduk di bangku ini. Hatiku sangat berdebar tapi aku pastikan Jackson tak
tahu tentang apa yang aku rasakan. Semua orang yang ada di taman menatap kami
berdua, aku mengakui bahwa kami terlihat aneh. Semua orang akan berpikir bahwa
kami gay. Tapi, tidak. Aku yakin bahwa aku masih lelaki normal. Mungkin aku
hanya butuh waktu untuk menghilangkan perasaan aneh ini. Jika aku tidak bisa menghilangkannya,
aku pastikan untuk pergi jauh dimana aku tak mungkin bertemu dengan Jackson
lagi.
“Mark, mengapa
menatapku seperti itu ? Ada yang salah denganku ? Bajuku ? Beritahu aku.”
“Tidak, Jackson. Aku....
hanya mengaggumi ketampananmu.”
“Hey, hey. Kau lebih
tampan dariku, jangan merendahkan diri seperti itu, sahabatku.”
Mendengar kata
“Sahabat” yang dia ucapkan membuat hatiku begitu sakit. Hingga detik ini aku
masih belum mengerti dengan perasaanku. Dia telah menjadi teman sekamarku dalam
4 tahun terakhir ini. Dan dia yang mengubahku menjadi lelaki yang ceria. Dia mewarnai
hidupku sebagai teman tapi di saat tertentu aku merasa ada yang tidak
sewajarnya di hatiku.
“Jackson, jika aku
pergi ke luar negeri apa kau akan keberatan ?”
“Kenapa kau ingin pergi
ke luar negeri, Mark ?”
“Ah, aku hanya
merindukan keluargaku di Los Angeles.”
“Pergilah jika itu
membuatmu bahagia. Aku akan menunggu oleh-oleh darimu.” ucap Jackson dengan senyuman di bibirnya. Aku tak kuasa menahan
rasa sakit di hatiku. Aku pergi meninggalkan Jackson. Aku berlari secepat yang
aku bisa. Aku tak bisa mengendalikan emosiku, aku menangis di perjalananku.
Mungkinkah dia tak akan merindukanku ? Apakah aku harus pergi meninggalkannya ?
Setelah dua jam aku berada di stasiun bawah tanah, akhirnya aku kembali ke
rumah sewaan.
Sesampai disana, aku
melihat Jackson bercinta dengan wanita di sofa. Aku tak mungkin masuk di saat
mereka sedang melakukan hal itu. Aku mengurung niatku untuk kembali kerumah.
Jackson tak akan mencemaskanku, Jackson telah berubah. Dia bukan Jackson yang
dulu. Aku akan menginap di rumah mantan pacarku, Ailee. Ailee selalu menerimaku
kapanpun aku menginginkannya. Dan akan ku pastikan malam ini aku
bersenang-senang dengan Ailee.
“Hey, Mark. Aku senang
kau datang, silahkan masuk.” Dia menyapaku dengan hangat seperti biasanya
Tanpa basa – basi, aku
memeluknya erat lalu dia mencium bibirku. Aku tak kuasa menahannya, aku
bercinta dengannya di sofa.
*Di pagi hari
“Mark, kau sudah bangun
? Aku harap kau senang dengan apa yang kita lakukan semalam.”’
“Iya, tentu Ailee.”
“Makanlah, aku sudah
menyiapkan sarapan.”
“Aku ingin mandi.”
Selesai mandi aku
membereskan barang – barangku. Aku tak ingin makan. Aku tak lapar. Aku harus
segera ke kampus, hari ini aku ujian. Aku mencium bibirnya lagi dan pergi
meninggalkan rumah itu.
Selesai ujian
matematika
“Mark, Jackson
mencarimu semalam. Dia khawatir padamu.” ucap Jay
Aku terkejut mendengar
hal itu. Jackson mencariku di rumah Jay ? Jay, dia satu – satunya orang yang ku
percaya di kelas ini. Aku sengaja mengenalkan Jay dengan Jackson saat itu
karena aku pikir Jay akan menjadi tumpuan ku dan Jackson.
“Lalu, kau bilang apa
Jay ?”
“Karena aku tak tahu
kau berada dimana, jadi aku terpaksa membohonginya.”
“Kau bilang apa ?”
“Aku bilang kalau kau
sedang ada di klub malam. Hey, Mark. Maafkan aku ya.”
“Justru aku mau
berterima kasih padamu, Jay. Dengan begitu Jackson tak akan menghawatirkanku.”
“Tapi, Mark. Kau tak
pernah seperti ini sebelumnya ? Kita sudah berteman cukup lama, kau tak pernah
pergi dari rumah sewaan tanpa ada kabar. Kau ada masalah ?”
“Tidak. Aku hanya
merindukan Ailee.”
“Ailee ?!!! Apa kau
bercinta dengannya semalam ?”
“Bukan urusanmu, Jay.”
“Heyyy, kau memang
playboy. Baru saja putus dari Suzy dan sekarang kau bermain hati dengan Ailee ?
Hebat sekali!”
“Karena Ailee selalu
mengemis cinta padaku, haha, sudahlah aku pulang duluan ya.”
“Hati – hati, Mark.”
Selama perjalananku
kembali pulang, aku tak menyangka akan bertemu gadis polos itu. Suzy berada di
hadapanku sekarang. Begitu sempitkah duniaku ? Haruskah aku bertemu dengannya ?
“Mark.” Dia memelukku. Dia tak
memikirkan banyak orang yang lalu-lalang di jalan. Dia menangis dalam
pelukanku. Aku tak tahu kenapa dia seperti itu.
“Mark, aku senang bisa
bertemu denganmu disini. Aku sangat merindukanmu, Mark.”
“Hey, kita sudah putus.
Jangan ganggu aku lagi. Ini yang terbaik buat kita, Suzy.” Aku melepas
pelukkannya
“Mark, maafkan aku jika
malam itu aku menolak permintaanmu. Aku ingin kau kembali padaku. Bawa aku ke
hotel, Mark. Aku akan melakukan apa saja untukmu.”
“Mengapa tak di rumahmu
saja ?”
“Kau gila ? Aku tak
tinggal sendiri di rumah, orangtuaku pasti marah jika aku ketahuan bercinta.”
“Kalau begitu, lupakan
aku. Aku tak bisa bercinta dengan gadis yang belum memiliki izin untuk bercinta
dengan bebas.” Aku mendorongnya hingga ia terjatuh. Aku tak peduli, aku
meninggalkannya.
Aku melanjutkan
perjalananku kembali pulang, aku berharap aku tak bertemu secara kebetulan
dengan mantan pacarku yang lain. Itu hanya membuatku risih. Sesampai di rumah
sewa, aku melihat barang – barang berserekan di lantai (underwear, lipstick,
sepatu, pakaian, tas).
“Mark, kau kembali.” dia memelukku dengan setengah bugil
“Pakai bajumu, Jackson.
Kau tak tahu malu.”
“Kenapa aku harus malu
denganmu ? Kita sudah bertahun-tahun tinggal disini. Kau bukan orang asing
bagiku.”
“Urus saja jalangmu
itu, aku ingin istirahat.”
“Okay.”
Aku tak mengerti
bagaimana seharusnya menghadapi Jackson, aku berharap waktu mengubah segalanya
secepat mungkin. Aku tak ingin menyakiti wanita lain lagi dan juga tak ingin
melihat Jackson selalu bermesraan dengan jalang di rumah ini. Jika aku pindah
kuliah dan menetap di luar negeri, mungkinkah akan berubah ? Mungkin saja aku
bisa menjadi lelaki yang lebih baik dan bisa bersikap lembut dengan wanita. Aku
masih memikirkan hal itu. Haruskah ?
“Mark, jangan melamun.”
Jackson melemparkan bantal ke arahku
“Damn! Bantal ini
sangat bau. Berapa lama kau bercinta dengan jalang itu ?”
“Hey, Mark. Jangan
kasar begitu sama aku. Kau juga pernah bercinta, jangan munafik.”
“Pergilah, cuci bantal
ini. Aku ingin muntah mencium bau itu.” aku membentaknya
*Malam hari
“Jackson, ada yang
mengetuk pintu. Kau saja yang membuka pintu.”
“Okay.”
“Ah, Suzy ? Ada apa
larut malam begini datang kesini ?”
“Bolehkah aku masuk,
Jackson ?”
“Tentu.”
Apa yang di lakukan
Jackson hingga dia tak kembali ke kamar ? Aku penasaran dan keluar dari kamar.
Aku melihat Jackson mencium Suzy. Aku kembali ke kamar dan mengunci pintu.
Hatiku sangat sakit. Aku tak tahu mengapa, aku tak pernah sesakit ini. Apa aku
masih sayang dengan Suzy ? Atau aku tak rela melihat Jackson mencium mantan
pacarku ? Aku mengakui bahwa Suzy adalah wanita yang sulit di lupakan bahkan
jika aku ingin. Aku putus dengannya bukan karena malam itu dia menolak untuk
bercinta denganku tapi aku ingin Suzy mendapatkan lelaki yang baik bukan aku.
Dan alasan mengapa aku bercinta dengan Ailee ? Karena Ailee adalah pelampiasan
nafsuku. Dia selalu mengemis padaku, aku sangat tergoda setiap melihatnya. Aku
tak bisa menolak jika dia ingin bercinta denganku. Tapi, Suzy, bukan ini yang
aku mau. Aku tak mempermasalahkan jika dia tak ingin bercinta denganku, karena
dia terlalu polos jadi aku bisa mengerti. Haruskah aku terluka seperti ini ?
Aku tak bisa hidup seperti ini, aku pastikan untuk ke luar negeri besok.
“Mark, kenapa kau
mengunci pintunya ?” dia menggedor pintu
“Tidurlah di kamar yang
lain, aku ingin menikmati waktuku sendiri.”
“Okay.”
Aku sudah yakin untuk
pergi dari negara ini. Seharusnya hal ini sudah ku lakukan dari dulu tapi baru
bisa terlaksana sekarang. Aku membuka pintu kamar dengan sangat pelan dan tas
ku jatuh begitu saja di lantai. Aku terkejut melihatnya berdiri di depan pintu.
“Kau mau kemana, Mark
?”
“Oh, aku sudah pernah
bilang bahwa aku ingin ke Los Angeles. Aku merindukan keluargaku, Jackson.”
“Kau tak akan
merindukanku ?”
“Kau bilang bahwa kau
tak keberatan jika aku pergi. Jackson, minggir. Jay sudah menungguku di
bandara.”
“Tidak, Mark! Kau tak
boleh pergi.” Dia memelukku sangat erat
“Kenapa ? Aku tak akan
lama.”
Jackson menangis dalam
pelukanku.
“Mark, aku tak ingin
kau pergi. Tetaplah disini bersamaku. Selamanya.”
“Kau gila ?! Suatu hari
nanti kita pasti menikahi perempuan.”
“Kau menginginkannya ?
Tak bisakah kita berdua hidup bahagia ? Kita saja tanpa ada wanita.”
“Maksudmu ?”
“Kau tahu alasan
mengapa aku berubah seperti ini ? Aku mengikutimu, bodoh. Aku bercinta dengan
banyak wanita karena dirimu. Saat aku melihatmu bercinta dengan Ailee di sofa
itu, aku bertekad untuk bisa sepertimu. Aku harus bercinta untuk menghilangkan
cintaku padamu, Mark. Tapi aku sudah lelah.”
“Aku masih normal,
Jackson!” aku meninggikan suaraku
“Jangan menipu hatimu,
Mark. Aku tahu kau juga mencintaiku. Saat kita di taman, aku tahu bahwa kau
juga menyukaiku. Bisakah kau tidak berbohong padaku, Mark ?”
“Aku ingin bertanya, apa
saja yang kau lakukan dengan Suzy semalam ?”
“Kau melihatnya ? Kami
hanya berciuman. Kauboleh tak percaya dengan apa yang ku katakan ini tapi yang
pasti bukan aku yang memulai, Mark. Dia yang menciumku. Dia ingin aku
memberikanmu padanya karena itulah dia menciumku.”
“Memberikanku padanya
?”
“Iya, Suzy menceritakan
semuanya semalam. Kau ingat saat kau mabuk di kamarnya ? Suzy bilang bahwa kau
mencintaiku. Kau ingin bercinta dengannya hanya demi pelampiasan. Dia menolak
karena dia takut dengan ayahnya dan sekarang Suzy ingin kau kembali padanya,
Mark. Tapi aku tak bisa, aku tak ingin melepaskanmu. Aku menceritakan
perasaanku yang sebenarnya dengan Suzy. Dia menerimanya. Jadi, tolong lupakan
Suzy. Aku tahu dia orang yang sulit untuk kau lupakan. Tapi cobalah untuk
memulai dari awal lagi, Mark. Aku ingin hidup bahagia bersamamu.”
“Maafkan aku, Jackson.
Kita tak bisa hidup seperti itu.”
“Kau juga
menyukaiku!!”’
“Aku membutuhkan waktu
untuk menyadarkan diriku sendiri.”
“Tidak perlu. Kau hanya
membutuhkanku untuk menjadi milikmu.”
“Jackson, kita butuh
waktu untuk memudarkan perasaan ini.”
“Mark, tolong. Jangan
pergi dari hidupku.”
“Hal yang perlu kau
tahu bahwa Tuhan menciptakan manusia berpasangan. Dan takdir seorang laki –
laki adalah seorang wanita. Maafkan aku, Jackson.”
“Kita punya hak atas
perasaan kita sendiri, Mark. Tak ada yang bisa melarang perasaan ini sekalipun
Tuhan.” bentaknya
“Jackson , dengarkan
aku. Di luar sana memang banyak pasangan yang sejenis tapi kita tidak bisa
hidup seperti itu. Aku hanya ingin yang terbaik untuk orang yang paling aku
cinta. Aku ingin yang terbaik untukmu, Jackson. Aku ingin kita bahagia dengan
jalan kita masing-masing. Aku ingin melihat kau menikah dengan wanita cantik
lalu memiliki anak. Jika anakmu perempuan dan anakku laki-laki, kita bisa
menjodohkan mereka. Kita bisa hidupa bahagia hingga tua menjadi sahabat.”
“Aku hanya ingin hidup
bahagia dengamu, Mark tanpa wanita.” Jackson menatapku
“Jika kau benar – benar
sayang padaku, lakukan apa yang aku katakan. Kau harus menikah dengan wanita
yang kau cintai, cantik dan menerimamu apa adanya. Jika kau bilang kau
mencintaiku, buktikanlah dengan menikahi seorang wanita. Kita akan bertemu
kembali, Jackson. Aku pastikan akan kembali kesini untuk melihatmu menikah. Kau
harus bahagia tanpa aku. Cinta yang kita rasakan mungkin hanya sementara dan
ini sangat tidak wajar. Tolong lakukan ini demi aku. Kau harus berjanji padaku
untuk melaksanakan keinganku. Janji ? Kau pasti bisa melakukannya untukku.”
“Iya, aku berjanji. Aku
bersumpah akan menikah dengan wanita cantik dan kau pasti akan menyukainya
selayak aku menyukainya. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu, Mark ?”
“Iya, apa saja
untukmu.”
Jackson mencium
bibirku. Hanya ini yang bisa aku berikan untuknya. Aku ingin kami bahagia
dengan wanita. Biarkan ciuman ini menjadi awal untuk memulai kebahagiaan kami.
Aku pasti kembali untuknya sebagai seorang sahabat. Dia berhak bahagia begitu
juga denganku. Inilah akhir dari kisahku dengannya selama empat tahun. Jackson,
nama itu tak akan pernah aku lupakan. Jika Tuhan tak mengizinkanku untuk
bertemunya kembali, setidaknya dia takkan terhapus dari cerita hidupku. Dia
akan selalu ada disini, di hatiku. Dan aku berharap Jackson juga tak
melupakanku. Biarkanlah hidup berjalan sebagaimana mestinya. Yang aku tahu, inilah
yang terbaik untukku dan Jackson. Ciuman ini berakhir dengan air mata bahagia.
“Sampai jumpa kembali,
Jackson.” Aku memberikan senyuman terakhirku padanya
-THE END-
NOTE for versi english you can find out on #WATTPAD : http://www.wattpad.com/story/18192802-love-never-wrong-but-it-might-too-late-markson
Tidak ada komentar:
Posting Komentar